By Tamu Kita June 19, 2025 58

Menikah Bukan Sekadar Status, Tapi Tentang Siapa yang Tepat

Di usia tertentu, pertanyaan “kapan nikah?” seolah jadi langganan setiap kumpul keluarga atau reuni teman lama. Belum lagi media sosial yang ramai dengan unggahan lamaran, prewedding, atau momen akad yang mengharukan. Rasanya, seolah semua orang sedang bersiap menuju pelaminan.

Tapi di tengah hiruk-pikuk itu, pernahkah kamu berhenti sejenak dan bertanya: apa sebenarnya arti pernikahan buatku?

Menikah Bukan Sekadar Ikut Tren

Menikah bukan tentang mengikuti arus. Bukan pula soal mengejar validasi dari lingkungan. Lebih dari sekadar status, pernikahan adalah komitmen jangka panjang yang akan mengubah banyak hal—cara hidup, cara berpikir, dan cara memandang masa depan.

Maka, menemukan pasangan yang tepat jauh lebih penting daripada sekadar cepat menikah.

Jodoh yang Tepat Datangnya di Waktu yang Tenang

Tidak ada rumus pasti soal waktu menikah. Ada yang bertemu jodohnya saat kuliah, ada yang baru menikah di usia 30-an. Menikah di usia matang bukan berarti telat, justru banyak yang merasa lebih siap secara mental, emosional, dan finansial.

Jodoh yang tepat datang bukan saat kamu paling sibuk mencarinya, tapi saat kamu paling siap menerimanya. Dan kesiapan itu bukan cuma soal usia, tapi tentang mengenal diri sendiri.

Kesiapan Menikah Itu Personal

Setiap orang punya alasan menikah yang berbeda. Ada yang ingin membangun keluarga sejak dini, ada yang ingin menstabilkan karier dulu. Tidak ada yang salah.

Yang penting, jangan menikah karena tekanan. Jangan karena teman-teman sudah menikah semua, lalu kamu merasa harus segera menyusul. Pernikahan bukan perlombaan. Dan memilih menunggu yang tepat bukan berarti kalah.

Menikah dengan Siapa Jauh Lebih Penting daripada Kapan

Yang lebih penting dari "kapan menikah" adalah "dengan siapa kita menikah." Pasangan yang salah bisa membuat hidup terasa sempit, meski rumah tangga terlihat sempurna di luar. Sebaliknya, pasangan yang tepat bisa membuat hidup terasa ringan, walau tantangan datang silih berganti.

Maka, jangan terburu-buru. Jangan tukar ketenangan masa depan dengan euforia sesaat.


Menikah bukan soal mengejar momen, tapi soal membangun masa depan bersama orang yang sefrekuensi. Jadi, tak perlu takut berjalan di tempo yang berbeda. Percayalah, menunggu yang tepat jauh lebih baik daripada menyesal karena terburu-buru.

Dan saat waktunya tiba, kamu akan mengerti kenapa yang dulu kamu tunggu-tunggu, ternyata memang layak ditunggu.


''